Seni Berdialog, Bukan Menggurui: Mengajak Remaja Berdiskusi Tanpa Konflik

Admin/ Agustus 1, 2025/ BERITA, Edukasi, Pendidikan

Banyak orang tua sering terjebak dalam pola menggurui, yang membuat remaja defensif. Padahal, kuncinya adalah menguasai seni berdialog. Alih-alih memberikan ceramah satu arah, tujuan kita adalah menciptakan percakapan dua arah yang tulus. Ini adalah tentang membangun jembatan, bukan tembok, antara Anda dan remaja.

Langkah pertama adalah memilih waktu yang tepat. Hindari memulai percakapan serius saat mereka sedang sibuk dengan gawai atau baru pulang sekolah. Momen-momen santai, seperti saat makan malam atau di mobil, seringkali menjadi waktu terbaik untuk percakapan yang lebih terbuka dan jujur.

Awali percakapan dengan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan yang bisa dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Contohnya, “Bagaimana perasaanmu tentang acara di sekolah tadi?” Pertanyaan ini mengundang mereka untuk berbagi cerita dan pendapat. Ini adalah fondasi dari seni berdialog yang efektif.

Praktikkan mendengarkan secara aktif. Beri mereka perhatian penuh, tanpa menyela atau merumuskan balasan di kepala Anda. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli dengan apa yang mereka katakan. Mendengarkan adalah bagian terpenting dari seni berdialog dan membangun kepercayaan.

Validasi perasaan mereka. Sampaikan, “Aku mengerti kenapa kamu merasa kesal.” Validasi ini tidak berarti Anda setuju dengan tindakannya, tetapi Anda mengakui emosinya. Ini membantu mereka merasa didengarkan dan tidak sendirian dalam menghadapi masalah.

Hindari nada menghakimi atau menyalahkan. Saat terjadi masalah, fokus pada solusi, bukan pada mencari siapa yang salah. Ajak mereka berdiskusi tentang apa yang bisa dilakukan ke depannya. Pendekatan ini mengajarkan mereka tentang tanggung jawab, bukan rasa takut.

Gunakan “saya” daripada “kamu”. Alih-alih “Kamu selalu pulang terlambat,” coba katakan, “Saya khawatir saat kamu pulang terlambat.” Pernyataan “saya” mengurangi sifat menuduh dan membuat percakapan terasa lebih kolaboratif, bukan konfrontatif.

Terakhir, terimalah bahwa Anda tidak selalu bisa “menang” dalam setiap diskusi. Tujuan seni berdialog adalah mencapai pemahaman bersama, bukan memaksakan kehendak Anda. Terkadang, Anda harus setuju untuk tidak setuju dan menghargai pandangan mereka.

Share this Post