Ubah Prosa Jadi Puitis: Teknik Mengaplikasikan Gaya Bahasa Kiasan

Admin/ Oktober 29, 2025/ BERITA

Bagaimana cara ubah prosa yang datar dan informatif menjadi tulisan yang memikat, berirama, dan puitis? Kuncinya terletak pada penguasaan dan pengaplikasian gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa kiasan, atau majas, adalah alat retorika yang memungkinkan kita melukiskan ide abstrak dengan citra yang konkret. Teknik ini tidak hanya memperindah, tetapi juga memberikan kedalaman emosional, menjadikan tulisan sehari-hari lebih berkesan dan tak terlupakan oleh pembaca.

Langkah pertama untuk ubah prosa adalah mengenali majas-majas dasar, seperti Simile (perumpamaan) dan Metafora. Simile membandingkan dua hal menggunakan kata penghubung seperti ‘bagaikan,’ ‘seperti,’ atau ‘laksana’ (contoh: “Senyumnya seperti embun pagi”). Sementara itu, Metafora membandingkan tanpa kata penghubung, langsung menyamakan satu objek dengan objek lain (contoh: “Wajahnya adalah rembulan“).

Personifikasi adalah teknik kiasan lain yang sangat efektif untuk ubah prosa. Majas ini memberikan sifat-sifat atau tindakan manusia kepada benda mati atau konsep abstrak. Contohnya, “Angin berbisik lembut di telinga,” atau “Waktu merangkak perlahan.” Dengan menghidupkan objek non-manusia, tulisan Anda terasa lebih dinamis, hidup, dan mudah divisualisasikan oleh pembaca.

Untuk ubah prosa menjadi puitis, Anda juga dapat bereksperimen dengan Hiperbola dan Litotes. Hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan kenyataan (contoh: “Suara tangisannya memecah dunia”), sedangkan Litotes adalah kebalikannya, merendahkan kenyataan (contoh: “Hadiah ini tidak seberapa,” padahal sangat mahal). Penggunaan kedua majas ini memberikan aksen dramatis atau ironis yang kuat dalam tulisan Anda.

Kunci dalam mengaplikasikan gaya bahasa kiasan adalah memilih citra yang relevan dan tidak berlebihan (overused). Tujuannya bukan untuk membuat tulisan menjadi membingungkan, tetapi untuk memperkaya makna. Mulailah dengan ubah prosa yang sederhana, ganti kata sifat umum (seperti ‘indah’) dengan perbandingan kiasan yang lebih spesifik dan orisinal (seperti ‘cantik laksana permata yang baru diasah’).

Dengan melatih mata untuk melihat koneksi dan perbandingan tersembunyi antara objek, Anda akan secara alami mulai ubah prosa sehari-hari menjadi sebuah karya sastra. Penerapan kiasan yang tepat dan kontekstual tidak hanya meningkatkan kualitas artistik, tetapi juga menjadikannya lebih SEO friendly karena mampu menarik perhatian pembaca lebih lama.

Share this Post