Pembelajaran Berpusat pada Siswa: Filosofi di Balik Kurikulum Merdeka

Admin/ Juni 15, 2025/ Edukasi, Pendidikan

Di tahun 2025 ini, esensi dari Kurikulum Merdeka semakin terang benderang: Pembelajaran Berpusat pada Siswa. Ini bukan sekadar metode pengajaran baru, melainkan sebuah filosofi mendalam yang menempatkan peserta didik sebagai subjek utama dalam seluruh proses pendidikan. Pergeseran paradigma ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, relevan, dan memicu potensi optimal setiap individu.

Filosofi Pembelajaran Berpusat pada Siswa berangkat dari pemahaman bahwa setiap anak adalah individu unik dengan gaya belajar, minat, dan kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu, pendekatan “satu untuk semua” tidak lagi relevan. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi guru untuk merancang pembelajaran berdiferensiasi, menyesuaikan materi dan metode agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa. Ini berarti guru berfungsi sebagai fasilitator dan mentor, bukan sekadar penyampai informasi. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan Inovatif Internasional pada tanggal 10 April 2025 menunjukkan bahwa pendekatan ini meningkatkan motivasi belajar dan hasil akademik siswa secara signifikan.

Implementasi Pembelajaran Berpusat pada Siswa juga tercermin dalam konsep “Capaian Pembelajaran per Fase” yang diperkenalkan Kurikulum Merdeka. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar sesuai tahapan perkembangan mereka, tanpa harus terburu-buru mengejar target yang tidak sesuai. Jika seorang siswa membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami suatu konsep, guru dapat memberikan dukungan tambahan tanpa harus merasa terikat oleh jadwal kaku. Sebaliknya, siswa yang cepat dalam belajar dapat diberikan materi pengayaan. Ini menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan meminimalkan tekanan akademis yang berlebihan.

Lebih lanjut, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) juga merupakan manifestasi dari filosofi Pembelajaran Berpusat pada Siswa. Melalui P5, siswa diajak untuk aktif terlibat dalam pemecahan masalah dunia nyata, berkolaborasi, dan mengembangkan kreativitas. Mereka tidak hanya menerima informasi, tetapi juga menjadi agen perubahan yang aktif. Pada sebuah lokakarya nasional tentang implementasi Kurikulum Merdeka yang diadakan pada hari Selasa, 21 Mei 2025, para pendidik dari seluruh Indonesia melaporkan bahwa P5 telah berhasil menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab siswa terhadap proses belajar mereka. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka melalui filosofi Pembelajaran Berpusat pada Siswa, bukan hanya mengubah cara mengajar, tetapi juga cara belajar, mempersiapkan generasi muda yang mandiri, kritis, dan berdaya saing di masa depan.

Share this Post